Keluh Kesahku

Air mata ini udah tidak sanggup Aku bendung, semua hancur berkeping-keping. Aku bagaikan seorang diri meratapi nasib ini. Kakiku udah begitu rapuh untuk menopang tubuh ini karena semua harus aku fikirkan sendiri. Maaf, aku hanya sebatang kara dan yang lain tidak peduli padaku.

 

Bunda, pasti ini yang akan ku lontarkan dan itu hanya membuat hati semakin terluka, menyesali hidup yang telah di lalui dengan bunda ataupun tanpoanya. Aku capek, sedih jadi satu, tapi ini hidup yang real tanpa ada drama didalamnya. Maafkan aku Tuhan, semakin hari hati ini semakin beku untuk terjun kelingkaran keluarga, dingin bagaikan es.

 

Aku iri melihat orang lain yang masih memiliki keluarga lengkap. Selama ini sebelum bunda tiada aku merindukan sesosok ayah, tapi sayang, sewmua itu hanya mimpi belaka, karena diusiaku 3,5 tahun, ayah dan bunda berpisah. Jujur sirna harapanku, tapi lebih menyakitin lagi saat Bunda pergi dipanggil Sang Pencipta.

 

Aaaaccchhhhhh ...

Semua menumpuk di kepala ini, Bun, apakah gak boleh Aku jadi orang yang baik, sayang padamu dan Tuhan Sang Pencipta? Tolong bilang bilang dalam mimpi bahwa semua ini boleh ku miliki.

 

Bun, aku capek... lelah rasanya, tapi ini hidup yang harus dijalani dengan kaki yang gontai karena udah lelah nanggung semua ini. Maaf jika anakmu tidak bergairah untuk hidup, semua bagaikan sirna, dan mati begitu saja.