Pernahkah kalian merasakan gelisah,
ketakutan , dan hal buruk lainnya tanpa ada penyebab yang jelas? Bawaanya kita
gelisah, uring-uringan, gak mau bersosialisasi dengan siapa pun, dan semua itu
membuat diri ini makin tersiksa lahir batin. Buruknya sampai tidak bisa bergaul
dengan sesama melalui dunia nyata dan dunia maya alias minder abis. Semua itu
pernah aku dilalui, dan semakin hari bagaikan neraka dalam jiwa.
Dulu ditahun 2009 Aku pernah sekolah dipresantren yang hanya berjalan dua minggu, yang dimana ada factor X yang membuat diri ini tidak bisa melanjutkan sekolah disana. Setelah kejadian itu ngebuat diri ini berhenti sekolah, karena Bunda tidak mau lagi menyekolahkanku. Luar biasa itu menyiksa lahir bathin, ngeliat saudara pada sekolah, Aku ketringger buat keluarga dan semua menyatu dalam jiwa.
Dalam keluarga Cuma Aku yang tidak
bersekolah, Bunda udah pasrah liat tingkah laku anaknya yang tidak tahu malu
ini, dan semua orang menyalahkanku atas semua ini dan itu termasuk nenek. Oh
Tuhan semua ini telah menjadi ketentuanMu, berikan Aku ketenangan batin untuk
menghadapi semua ini. Teman, sahabat tidak ada lagi, karena mereka menatapku
sebelah mata.
Akhirnya tahun ajaran 2014-2015 aku masuk
sekolah paket, yang disana dapat dukungan dari bunda dan yang lain, meskipun
dimata ayah tetap aja aku anak yang tak ada gunanya. Aku tau ayah seorang guru
tapi mungkin dalam pikirannya sekolah itu nomor satu dari segala-galanya.
Aku tamat ajaran 2015-2016 yang dimana aku
Cuma dua tahun menyelesaikan paket C di SKB. Sayang beribu sayang saat dimana
bunda aku butuhkan, beliau udah dipanggil Allah lebih dulu dan semua ini jadi
siksaan batin yang selalu bergelora dalam jiwa. Oh Tuhan... apa kah ini yang
terbaik bagiku dan semua seolah fana dalam ingatan. Bunda udah lebih dulu
Engkau panggil, tapi bekas luka itu tetap ada sampai kapanpun.
Agustus 2016 aku divonis terkena bipolar,
yang dimana diri ini tidak tahu apa-apa dan berujung ke psikiater. Om Rudy
(nama psikiaterku) memberikan aku obat yang dimana harus dikonsumsi setiap
hari. Perjuangannya tidak sampai situ saja, ditahun 2018 aku divonis lagi
terkena boerderline yang artinya gangguan keprib adian ambang. Saat itu juga hati ini hancur, dan semua
berbalik 180 derajat.
Jujur semua ini Aku menyalahkan Bunda, yang
dimana beliau membuat aku seperti ini. Sayang, mau marah pun Aku gak bisa
karena bunda udah tenang di pangkuan Tuhan, dan semua berakhir sebuah
perjuangan dri tidak mengerti apapun menjadi paham apa itu gangguan jiwa.
Aku dibilang gila, biasa aja tuh, so jalani
aja seperti apa yang aku mau asal masih dalam norma-norma yang berlaku. Semua
berawal dari kecil sampai saat ini, maka dari itu pahamilah gangguan jiwa itu,
seperti kalian memahami orang yang disayang.
Jika teman-teman merasa ada yang menganjal
lebih baik segera ke psikolog dan jika membutuhkan obat, silakan segera ke
psikiater. Sedikit tanda-tanda orang yang terkena gangguan jiwa yaitu, sush
tidur, emosi labil, hidup tidak bergairah, selalu berfikiran sensitif dan
banting-banting barang.
Kalian yang merasa segera konsul lebih
awal, jangan seperti ku udah telat dan konsumsi obat dari psikiater. Jangan
galau untuk konsul ke bagian jiwa, semua orang wajar ada masalah, mungkin kita
belum bisa mengontrol itu dan butuh bantuan profesional. Pantang menyerah dan
yakin kita akan kembali stabil. Semoga kita yang bermasalah dalam jiwa segera
stabil dan bisa hidup normal seperti orang lain.
Tulisan ini diikutsertakan dalam 30 Days writing
challenge Sahabat Hosting
0 comments:
Post a Comment